![]() |
| Raflesia Arnoldi atau yang sering disebut dengan Bunga Bangkai |
Kompleks Kebun Binatang Yogyakarta tergolong luas dengan 'view' yang sebenarnya bagus, tetapi mungkin karena waktu kunjungku bertepatan dengan saat libur Lebaran, aku tidak merasa nyaman sejak awal memasuki parkiran karena banyaknya pengunjung dan sampah bertebaran. Ruang pertama yang kumasuki terletak di sisi kiri begitu memasuki pintu kompleks Kebun Binatang, tempat berbagai 'contoh' flora dan fauna yang diawetkan...
Berikutnya aku mulai menemui kandang-kandang tempat para hewan berada. Tidak satupun suara hewan terdengar sebagaimana kebun binatang lain yang pernah kukunjungi. Sebagian besar sedang dalam keadaan tidur, sebagian kecil bermain dengan teman sesamanya, sebagian lain berwajah apatis sambil memandangi pengunjung atau berulah yang 'tidak-tidak'. Kesan yang kudapat, hewan-hewan ini tidak mendapatkan perhatian yang maksimal dari pihak pengelola kebun binatang. Mereka tidak kelihatan lincah, gesit dan atraktif sebagaimana layaknya hewan yang sehat (kecuali hewan tertentu yang cenderung bersikap pasif seperti buaya; tidak mungkin mereka berlari kencang seperti sedang balapan di depan pengunjung).
Selain permainan air seperti sampan atau perahu, Kebun Binatang ini juga menyediakan wahana berupa hewan-hewan raksasa yang dapat dimasuki pengunjung. Aku pribadi kagum dengan ide Kebun Binatang atas hewan-hewan raksasa ini sebagai 'pelipur lara' atas buruknya pengelolaan mereka atas hewan-hewan yang hidup dan tinggal disana. Mereka bahkan dengan serius menggarap satu-persatu hewan mati raksasa ini; terlihat dari bagaimana detilnya mereka mengukir dan mengecat gigi-geligi atau bagian tubuh lain yang membutuhkan teknik khusus dalam pengerjaannya.
Usai dari Kebun Binatang yang memberiku hadiah sanggul di betis, kami melanjutkan perjalanan untuk makan siang di Bakmi Kadin. Tempat ini sering dikunjungi keluarga atau orang tua dengan tujuan nostalgia. Aku sendiri memilih tempat ini karena - selain dekat - juga untuk mengincar pertunjukan keroncong yang ternyata hanya ada saat malam hari. Disini sudah menunggu seorang teman lainnya; Gaga.
Belum puas menghabiskan waktu (mumpung masih libur), kami beranjak ke Ministry of Coffee di Jl. Prawirotaman. Aku selalu mencintai tempat ini akan koleksi bukunya yang beragam dan bagus-bagus. :) Di MoC ini, tanpa ada janji sebelumnya, aku bertemu salah seorang sahabatku; Aik.
Di sela perbincangan akan berbagai hal, aku menyempatkan diri untuk menikmati buku "Singapore Sketchbook" sementara Sugeng dan Gaga membolak-balik serta bertukar info atas buku "Cinema" yang mereka baca.
Kami menutup hari dengan menembus hujan menuju bagian utara kota Yogya (sebelumnya kami berada di daerah selatan) demi memenuhi 'cita-cita' Gaga untuk santap malam di Hoka Hoka Bento...
Sungguh hari yang panjang dan membahagiakan... ^_^



































